Jogja
merupakan kota pendidikan dan budaya, sehingga menjadi destinasi wisata baik
dari dalam negeri maupun dari mancanegara. Kota Jogja selalu menjadi magnet
bagi wisatawan karena daya tarik yang dimiliki kota Jogja. Semakin banyaknya
pelajar maupun wisatawan yang berkunjung ke Kota Jogja, terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya, membuat Kota Jogja semakin ramai. Dengan semakin
ramainya Kota Jogja, maka dibutuhkan layanan transpotasi umum yang mampu
menjawab kebutuhan masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Kota Jogja.
Ruas
jalan di Kota Jogja, khususnya Jalan Solo, semakin ramai dan padat. Hal ini
menyebabkan kemacetan yang menjadi pemandangan setiap harinya. Tidak hanya di
akhir pekan saja, hari-hari biasa pun Jalan Solo ramai dan padat. Kemacetan di
ruas jalan kota Jogja berbanding lurus dengan semakin banyaknya pengguna
kendaraan pribadi yang melalui kota Jogja setiap harinya.
Faktor
utama kemacetan di Jogja adalah moda transportasi umum (Transjogja) kalah saing
dengan transportasi berbasis online, maupun semakin meningkatnya pengguna
kendaraan pribadi. Jika hal ini terus dibiarkan begitu saja, bukan tidak
mungkin Kota Jogja akan semakin semrawut
oleh banyaknya kendaraan pribadi yang
melewati ruas jalan di Kota Jogja.
Alasan
sebagian besar masyarakat tidak memilih menggunakan Transjogja sebagai
transportasi utama, karena pelayanan dari Transjogja yang kurang maksimal dan
belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di kota Jogja. Jumlah armada yang
masih minim, ketepatan jadwal kedatangan dan keberangkatan, serta jam
operasional yang realatif singkat, menjadi masalah utama salah satu moda
transportasi umum andalan masyarakat Kota Jogja ini.
Untuk
membangun dan mengembalikan kepercayaan masyarakat maupun pengguna layanan
transportasi umum seperti Transjogja, bukan hal mudah. Selain itu, sisi
kenyamanan juga besar pengarunya. Kenyamanan menggunakan Transjogja juga
menjadi salah satu masalah. Terkadang dalam satu Bus, penumpang harus
berdesakan dan itu pun rebutan dengan penumpang lainnya. Khusus di wilayah
destinasi wisata, sering jumlah penumpang dengan Bus yang tersedia tidak
memadai. Jika masyarakat tidak nyaman menggunakan sebuah layanan
transportasi, maka akan beralih ke layanan tranportasi yang memberikan
kepastian dan kenyamanan.
Dinas
Perhubungan (Dishub) Kota Jogja perlu merevitalisasi layananTransjogja dengan menambah jumlah armada,
menambah jam operasional, serta pelayanan yang maksimal terhadap pengguna jasa
Transjogja. Memang bukan hal mudah dan tentunya membutuhkan anggaran yang
besar, tapi semua itu tidak sebanding dengan dampak kemacetan yang akan ditimbulkan
jika tidak segera dibenahi. Dishub Kota Jogja perlu mencontoh pelayanan yang
diberikan oleh jasa transportasi online yang semakin digandrungi oleh sebagian
besar masyarakata Kota Jogja, khususnya pelajar dan wisatawan.
Layanan
Transjogja perlu diintegrasikan dengan berbagai destinasi wisata atau pusat
keramaian yang ada di Kota Jogja. Hal ini penting karena kemacetan di Kota
Jogja sering terjadi di pusat keramaian, karena aktivitas di pusat keramaian hampir
24 jam, maka dari itu Transjogja sebaiknya tetap beroperasi. Tak dapat
dipungkiri lagi, perlahan dan pasti Kota Jogja semakin padat dan menjadi kota
metropolitan. Artinya aktivitas masyarakat, pelajar, maupun wisatawan di Kota
Jogja hampir 24 jam dalam sehari dan tentunya membutuhkan moda transporatasi
umum yang menunjang kebutuhan dan aktivitas masyarakat.