Sikap Humanis Ditengah Bencana Alam

Sikap Humanis Ditengah Bencana Alam

bencana alam yang melanda indonesia

Laci Gagasan, Bencana Alam ---
Penghujung tahun 2014 ini, menimbulkan luka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia, khusunya di berbagai daerah di pulau Jawa. Bencana Tanah Longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah yang terjadi pada, 12 Desember 2014 lalu mengakibatkan puluhan rumah yang dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 keluarga tertimbun longsor. Tentu ini menjadi luka yang mendalam bagi masyrakat indoneisa, karena saudara-saudara tanah air mengalami bencana yang menimbulkan kerugian moral dan materiil.

Jumlah korban jiwa yang telah ditemukan mencapai 93 jiwa dan masih ada beberapa orang yang belum ditemukan (hilang). Tak berselang lama bencana Banjir melanda Bandung, Jawa Barat, mengakibatkan sekitar 5.000 orang harus diungsikan demi keselamatan jiwa.

Akhir tahun yang menyedihkan, di mana sebagian besar orang kehilangan kerabat dan keluarga serta tempat tinggal. Seharusnya akhir tahun ini menjadi waktu yang menyenangkan bagi semua orang, memanfaatkan hari libur untuk berkumpul dan bercengkerama bersama keluarga dan kerabat, merasakan detik-detik pergantian tahun dan merayakan Natal.

Sebagian besar masyarakat Indonesia ber-empati melihat korban bencana dan memberikan sumbangsih materi maupun nonmateri. Bantuan terus mengalir kepada korban bencana, baik melalui pemerintah, LSM, dan atau diberikan langsung oleh Donatur (penyumbang). 

Bersamaan dengan itu, banyak golongan-golongan atau organisasi-organisasi baik dari masyarakat maupun Mahasiswa melakukan aksi penggalangan dana untuk korban bencana ini. Berbagai macam cara dilakukan untuk menarik perhatian dan jiwa solidaritas masyarakat untuk memberikan sumbangannya.

Mahasiswa misalnya; mereka mengamen di kampus: memasuki ruangan kelas, kantin, dan tempat-tempat umum di dalam kampus untuk mengamen. Juga mereka memanfatkan ruang-ruang publik (umum) untuk penggalangan dana, misalnya; di tempat-tempat wisata dan lampu merah. Ini merupakan manifestasi (perwujudan) dari sisi humanistis (kemanusiaan) masyarakat khususnya Mahasiswa.

Melihat realitas (kenyataan) ini membuat banyak golongan Mahasiswa yang turun ke jalan dengan tujuan untuk melakukan aksi penggalangan dana untuk korban bencana. Awalnya hanya sebagian kecil dari golongan mahasiswa yang melakukan ini, namun beberapa hari kemudian banyak golongan Mahasiswa yang ikut serta melakukan aksi penggalangan dana korban bencana. 

Mereka yang juga melakukan aksi ini mengatasnamakan organisasi masing-masing, sehingga di lapangan kecenderungan yang ada hanya persaingan nama organisasi atau instansi masing-masing.

Inikah sisi humanistis yang sesungguhnya? Di mana sebagian besar orang hanya melakukan aksi kemanusiaan disaat terjadi bencana. Padahal kita tahu banyak permasalahan sosial yang ada di negeri kita ini; kemiskinan, kelaparan, anak yang tidak sekolah, dll.

Ini bisa kita jadikan sebagai sasaran dalam menyalurkan bantuan kita, karena ini adalah permasalahan sosial yang sangat membutuhkan uluran tangan dari lingkungan sekitar dan bukan hanya tanggung-jawab pemerintah. Dengan alasan bahwa aksi penggalangan dana untuk korban bencana adalah bentuk solidaritas dan kemanusiaan, tapi setidaknya aksi kemanusiaan ini tidak hanya insidental (kebetulan) saja.


Dimutakhirkan : 8 September 2022

Laci Gagasan

Media informasi yang mengangkat isu-isu seputar mahasiswa dan artikel umum terkait ekonomi, bisnis, sosial, politik, sejarah dan budaya

Posting Komentar

komentar yang mengandung spam, tidak akan ditampilkan

Lebih baru Lebih lama