Ia banyak menyampaikan ke saya tentang Pergolakan Mahasiswa sebagai komunitas tertentu dalam sebuah bangsa, khususnya indonesia. Dalam diri Arbi Sanit, saya melihat, merasakan, dan mendengarkan suara mahasiswa yang penuh gejolak. Peran aktif mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting.
Dalam tulisan ini saya akan menyampaikan pesan dari Arbi Sanit tentang “Mahasiswa dan Bangsa Indonesia” dalam pergolakan zaman.
Pertama, Mahasiswa 1908 yang dianggap sebagai pelopor pelajar pertama bangsa ini. Di zaman ini, mahasiswa terpelajar tersebut masih sedikit, dan dari kalangan Priyayi Jawa. Mahasiswa pertama yang nantinya akan memikirkan serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini berasal dari mahasiswa kedokteran di STOVIA. Mahasiswa inilah yang mulai membangun gerakan pribumi terpelajar.
Kedua, yang muncul di tahun 1920 - 1940-an ialah Ir. Soekarno, Bung Hatta, Syahrir, Tan malaka dll. Mereka inilah eksponen intelektual bangsa yang membangun gerakan politik untuk mengusir penjajah dari Bumi Pertiwi. Mereka ini yang mulai frontal melawan penjajah hingga diasingkan ke berbagai daerah.
Dengan semakin banyaknya pemuda bangsa yang terpelajar ini dan menyebarkan pengetahuan hingga ke kalangan muda yang lain, serta basis massa pribumi yang sudah terpelajar menjadi modal besar dalam melakukan konfrontasi dengan penjajah. Mereka ini bukan hanya sebagai eksponen intelektual muda bangsa, namun juga sebagai tokoh politik bangsa dalam melawan penjajah.
Para tokoh politik ini berasal dari kalangan akademisi yang besar di lingkungan kampus. Pasca direbutnya kemerdekaan dari tangan penjajah, para tokoh ini membangun bangsa ini dengan berbagai persoalan yang ditimbulkannya kemudian. Bahkan Sang Proklamator (Ir.Soekarno) mengatakan:
Musuh Kalian Akan Lebih Sulit Karena Akan Melawan Bangsa SendiriKetiga, mahasiswa di tahun 1960-1998 yang tentunya menggoreskan begitu banyak sejarah bagi bangsa ini. Saat Soekarno masih memimpin bangsa ini, mahasiswa angkatan 60-an terpecah ke dalam berbagai golongan, karena dipengaruhi oleh perkembangan ideologi dunia yang mencoba untuk masuk ke indonesia.
Organisasi mahasiswa berafiliasi dengan berbagai partai politik seperti; (HMI - Masyumi, PMII - NU, GMNI - PNI dll.) berbagai ideologi yang dibawa oleh setiap partai turut mempengaruhi mahasiswa. Peran politik mahasiswa dalam perkembangan bangsa masih berpengaruh. Ini terbukti dengan dijatuhkannya Soekarno oleh mahasiswa secara politis, karena sistem politik terpimpin serta praktik korupsi di birokrasi negara banyak dilakukan oleh pemimpin bangsa.
Pasca jatuhnya Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai presiden, peran mahsiswa secara politik sudah membeku. Negara dan birokrasi diisi oleh para militer dan elitis bangsa ini, sedangkan mahasiswa dikurung dalam kandang macan. Di rezim Soeharto, peran politik mahasiwa sudah lumpuh, kaki politik mahasiswa dipotong dan berjalan dengan kursi roda kampus.
Soeharto mengaca dari pengalaman rezim sebelumnya bahwa gerakan politik mahasiswa sangat berpotensi menimbulkan ketidakstabilan dan ketidakseimbangan kehidupan di masayarakat dapat mengganggu jalannya sebuah pemerintahan. Maka dari itu, Soeharto membuat aturan yang menjinakkan mahasiswa (adanya NKK/BKK) sehingga mahasiswa tidak memikirkan kondisi masyarakat dan hanya sibuk mengejar gelar akademisi dan menjadi tenaga profesional.
Ini efek dari kebijakan pembangunan yang diterapkan oleh pemerintah. Inilah puncak impoten gerakan mahasiswa, tak ada tempat lagi untuk berkumpul dan memikirkan persoalan bangsa. Meskipun di rezim Soeharto mahasiswa menjadi impoten di segala dimensi kehidupan, namun gejolak perlawanan terus tumbuh meski harus dibayar dengan nyawa.
Hingga puncaknya di bulan mei 1998, mahasiwa berhasil keluar dari kerangkeng besi Soeharto. Pergolakan mahasiswa dan masyarakat dipicu oleh krisis ekonomi yang melanda indonesia. Gerakan mahasiswa di tahun 1998 menjadi arus balik sebuah gerakan mahasiswa. Memang kita (mahasiswa) telah lepas dari kurungan diktator, namun kita telah memasuki arena pertarungan yang sesungguhnya.
Di mana musuh- musuh kita telah menunggu kita dan siap mengembalikan kita ke dalam kurungan lagi. Saat ini mahasiswa harus mulai mengambil peran dan posisi dalam mengurus persoalan bangsa kedepannya. Kita harus dan sudah saatnya berbicara tentang paradigma sosial. Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa ini dibangun oleh mahasiswa bersama masyarakat.
Sejarah pula yang mengajarkan kita bahwa saat Militer, Politikus, dan Pengusaha (mafia) yang memegang kendali negara, hanya menjerumuskan bangsa ini ke jurang kehancuran. Sudah saatnya mahasiswa kembali tampil di panggung perpolitikan dan kekuasaan untuk kembali mengangkat dan membawa bangsa ini pada posisi yang semestinya.
Dimutakhirkan : 17 September 2022