Standarisasi Keamanan Yang Layak bagi Wisatawan Jeep Lava Tour

Standarisasi Keamanan Yang Layak bagi Wisatawan Jeep Lava Tour

Wisata Jeep di Lereng Gunung Merapi jogja

Laci Gagasan, Pariwisata--- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan destinasi wisata yang terus berkembang. Ada banyak varian wisata yang disuguhkan kepada para wisatawan yang berkunjung, mulai dari wisata pantai, gunung, alam, dan budaya, dll. Dari lima kota/kabupaten di DIY, semuanya menyimpan potensi pariwisata yang dapat dinikmati wisatawan dari dalam maupun mancanegara. Kabupaten Sleman salah satunya, dengan potensi alam yang luar biasa, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung.

Karena letaknya yang berada di Lereng Gunung Merapi, menjadi potensi pariwisata dengan menawarkan eksotisme alam dan gunung Merapi. Di lereng Merapi ini tersedia banyak sumber kearifan lokal dan eksotisme alam yang dapat dijadikan sebagai destinasi wisata. Salah satu yang terkenal adalah wisata Jeep Lava Tour (JLT) yang bayak menarik wisatawan lokal maupun asing. Wisata JLT ini tidak pernah sepi, apalagi di akhir pekan pasti selalu ramai. Wisata JTL ini terkenal ekstrem, karena medan yang dilalui menyusuri sisa-sisa letusan merapi di lereng gunung.

Wisata JLT ini terus menunjukka trend positif dalam perkembangannya. Hanya saja dibalik kesuksesan itu tersimpan cerita yang sedikit menakutkan bagi wisatawan. Hal ini berpotensi menjadi penghambat bagi perkembangan dan kemajuan pariwisata tersebut. Pada 7 Januari lalu, terjadi kecelakaan antara JTl dan bus pariwisata dan memakan satu korban jiwa. Keselamatan wisatawan adalah kunci utama agar sebuah destinasi wisata dapat terus eksis dan berkembang. Jika dimensi keselamatan dinomor duakan, maka akan menjadi boomerang bagi pihak tertentu dan menimbulkan kerugian yang cukup signifikan.

Wisata JLT ini dapat menarik banyak wisatawan karena memberikan sensasi yang ektrim dalam menikmatinya. Tentu hal yang ekstrem ini harus disertai dengan pelayanan keamanan yang terstandarisasi oleh pihak terkait. Kecelakaan yang melibatkan JTL dan bus pariwisata adalah murni human error dan standar keamanan yang rendah dari pihak pengelola. Standar keamanan ini perlu dibuat agar keselamatan wisatawan terjamin. Maka dari itu dinas pariwisata setempat dan pengelola wajib membuat aturan yang menyangkut keselamatan wisatawan. Sehingga diharapkan tidak terjadi lagi kecelakaaan yang mengorbankan nyawa wisatawan. Jika ini tetap diabaikan, akan memberi citra dan kesan buruk bagi wisata JTL kedepannya.

Standarisasi keamanan itu dapat dimulai dari, pertama, kendaraan (Jeep) yang digunakan, apakah layak pakai atau tidak. Kedua, supir JTL telah memenuhi syarat kelayakan dan berpengalaman. Ketiga, pakaian pelindung atau semacamnya yang digunakan oleh supir maupun wisatawan selama berkendara. Ketiga hal ini wajib diperhatikan agar keselamatan dan kenyamanan wisatawan terjamin dan menjadi prioritas pengelola.

Meskipun kecelakaan itu tidak bisa dihindari, tapi setidaknya mampu untuk diminimalisir dengan membuat standar operasional yang sesuai. Keamanan dan kenyamanan adalah dua hal yang saling berkaitan. Meskipun menawarkan sensasi berwisata yang keren, tapi mengabaikan unsur keamanan, merupakan tindakan yang kurang bijak dari pihak terkait. Persoalan keamanan menjadi pekerjaan rumah bagi pihak terkait untuk segera dibenahi demi keberlanjutan sebuah destinasi wisata, khususnya di wialayah kabupaten Sleman.

Dimutakhirkan: 27 Oktober 2022
Laci Gagasan

Media informasi yang mengangkat isu-isu seputar mahasiswa dan artikel umum terkait ekonomi, bisnis, sosial, politik, sejarah dan budaya

Posting Komentar

komentar yang mengandung spam, tidak akan ditampilkan

Lebih baru Lebih lama