Palestina Korban Politik Perang HAMAS

Palestina Korban Politik Perang HAMAS

Laci Gagasan, Politik --- Save Palestina, Stop Perang, Israel Pembantai Islam, dsb. Masih banyak lagi seruan-seruan yang tujuannya mendukung Palestina dan menyalahkan Israel sepenuhnya atas perang Hamas-Israel. Siapa yang benar ataupun salah, tidak mudah mengambil kesimpulan atas itu. Untuk melihat konflik ini secara kompleks, perlu melepaskan kecenderungan keberpihakan agama, agar dapat menganalisa secara cermat.

 

Hamas adalah pemicu perang ini terjadi, dengan banyaknya korban jiwa yang gugur diantara kedua pihak, maka Hamas yang paling bertanggung jawab seharusnya. Kenapa demikian? Karena Hamas menyatakan perang terhadap Israel tetapi yang jadi korbannya adalah orang Palestina.  Hamas menjadikan palestina sebagai tempat bersembunyi atas kejahatan yang dilakukannya. Hamas dan Palestina adalah dua entitas yang berbeda dan tidak terikat satu sama lain. Palestina sendiri tidak memiliki Angkatan Bersenjata/Militer resmi, maka dari itu ini tidak dapat disebut sebagai perang "Palestina vs Israel" .

 

Palestina hanya dijadikan boneka oleh Hamas untuk menanggung segala kejahatan yang dilakukannya. Saat yang bersamaan Hamas bersembunyi setelah melakukan serangan ratusan rudal terhadap Israel. Manuver yang dilakukan Hamas ini tidak bisa disebut sebagai perang gerilya, karena Hamas bukan militer resmi negara Palestina. Perang Gerilya yang benar pernah ada contohnya di Indonesia dan perang Vietnam.

 

Hamas hanyalah ormas bersenjata yang memiliki kepentingan politik untuk menguasai Palestina. Tidak benar jika perang di Gaza ini disebut perang agama. Tidak ada satupun negara arab yang mau membantu Hamas melawan Israel, karena mereka sadar bahwa Hamas hanyalah gerombolan pemberontak yang menjadikan Palestina sebagai tameng melawan Israel.

 

Warga Gaza yang menjadi korban peperangan adalah mereka yang percaya terhadap Hamas, namun nyatanya Hamas tak mampu melindungi warga Palestina khususnya Gaza.Tak seorangpun warga Palestina yang mampu dilindungi oleh Hamas atas serangan Israel. Mereka bahkan bersembunyi dan tak berani muncul ke publik dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

 

Agar perang di Gaza bisa dihentikan, pemerintah Palestina harus menyatakan sikap dengan tegas bahwa mereka tidak ada kaitannya dengan Hamas. Tetapi jika sebaliknya, maka peperangan yang menewaskan ribuan nyawa akan terus terjadi. Jangan beri Hamas tempat bersembunyi di wilayah Palestina, biarkan mereka keluar dan berperang melawan Israel. Selama ini pemerintah Palestina memberi tempat bagi Hamas untuk berkembang dan melakukan aksi-aksi teror yang dampaknya sangat merugikan Palestina itu sendiri.

 

Mau sampai kapan publik dibodohi oleh apa yang dilakukan Hamas. Penggiringan opini publik untuk membenci dan memboikot semua hal yang berkaitan dengan Israel. Hal itu justru merugikan lebih banyak orang. Seperti halnya di Indonesia, upaya memboikot semua produk yang terafiliasi dengan Israel diserukan oleh MajalisUlama Indonesia (MUI). Padahal hampir semua produk tersebut adalah kebutuhan pokok, dan yang paling penting adalah perusahaan dari produk tersebut mempekerjakan ribuan bahkan jutaan tenaga kerja rakyat Indonesia. Jika diboikot apalagi sampai dikeluarkan fatwa "Haram" bukankah akan sangat merugikan masyarakat Indonesia sendiri? Inilah yang disebut senjata makan tuan.

 

Sudah cukuplah konflik Hamas-Israel ini mengacaukan kehidupan masyarakat Indonesia. Jangan sampai dibutakan oleh narasi-narasi keagamaan yang dibawakan para pendakwah yang beraliran kanan. Kelangsungan hidup masyarakat Indonesia jauh lebih penting dari apa yamg terjadi di Palestina.


Artikel ini ditulis atas dasar keinginan mengutarakan gagasan atas peristiwa mancanegara


Laci Gagasan

Media informasi yang mengangkat isu-isu seputar mahasiswa dan artikel umum terkait ekonomi, bisnis, sosial, politik, sejarah dan budaya

Posting Komentar

komentar yang mengandung spam, tidak akan ditampilkan

Lebih baru Lebih lama