Menelisik Islam di Indonesia Setelah 500 Tahun

Menelisik Islam di Indonesia Setelah 500 Tahun

Setelah 500 Tahun Islam di Indonesia, Apa Yang akan Terjadi Selanjutnya

Laci Gagasan, Sejarah - Islam datang ke Indonesia kurang lebih sudah 500 tahun, itu jika dihitung paska akhir periode Majapahit dan Walisongo menyebarkan islam. Seperti kita ketahui bahwa Nusantara adalah negeri yang sudah punya peradaban maju walaupun sejarah Nusantara selalu diselimuti oleh misteri dan pengkaburan. Kita sebagai generasi sekarang sangat sulit membaca sebenarnya seperti apa jati diri islam di Indonesia.

Ketika islam datang ke Nusantara negeri kita sedang berada pada pelemahan dan kemunduran, yaitu majapahit kerajaan terbesar di Nusantara yang punya sejarah Panjang dan kekuatan yang diakui dunia. Islam yang datang di Indonesia mengklaim bahwa mereka datang dengan jalan damai dan Rahmatan lil’alamin. Kita tentu meng iyakan bahwa islam adalah ajaran yang baik dan juga membawa misi rahmat bagi manusia dan seisinya tapi apakah islam kedepan akan membawa kemajuan bagi masyarakat Indonesia?

500 tahun sudah masyarakat kita mempelajari islam sebagai keyakinan dan agama,patut kita refleksikan apakah itu memberi dampak berarti bagi setiap individunya atau kemajuan peradabannya, kita lihat dari era munculnya kesultanan dan kerajaan islam missal, saat itu kesultanan di nusantara menjamur, satu persatu penguasa mencuat mereka punya kekuasaan masing masing dan teritori tersendiri. Mereka berkuasa dan berdaulat penuh akan wilayah kekuasaannya namun warisan peradaban apa yang mereka tinggalkan dan bisa kita lihat sekarang?.

Jika kita bandingkan dengan peninggalan peradaban Nusantara sebelumnya nampaknya masih sulit mengatakan bahwa peradaban islam meninggalkan jejak sejarah yang maju seperti zaman nusantara sebelumnya, apalagi jika kita berkaca pada era kolonialisme dan imperalisme penjajahan bangsa barat, nampaknya kesultanan dan kerajaan islam seperti tak punya taji.

Diakui atau tidak kita diobok-obok oleh bangsa eropa diperas sumber daya alamnya, dilemahkan secara kekuatan politik, tersandera kesejahteraannya sehingga menjadi kaum yang termarjinalkan dan tak punya daya cipta yang bagus. Ketika kita buka buku sejarah pasti babak kesultanan nusantara akan dijelaskan dari kerajaan pasai di Aceh saat itu kerajaan pasai adalah kerajaan yang maju menurut catatan seorang pengembara marcopolo. Tapi apakah itu benar? ketika ukuran maju yang diberikan kepada kerajaan pasai adalah mampu mengelola rakyat yang baik maka itu tak jadi soal tapi ketika dibandingkan apakah itu sepadan dengan agungnya kerajaan lain ditanah Nusantar masih bisa dinilai belum.

Kerajaan Samudera pasai dapat dibaca sejrahnya melalui bebrapa prasasti dan peninggalan, juga batu nisan raja-raja yang ada. Jika dibandingkan missal dengan peninggalan Candi,situs liyangan,gunung padang tentu masih tertinggal, era sebelum kerajaan dan kesultanan islam ada leluhur kita telah mampu membuat candi dari batu andesit yang susuah dibentuk menjadi rupa yang indah begitu realis.

Tentu hal itu adalah teknologi yang cukup maju dan patut dibanggakan, lantas dimana masalahnya? Hal ini tentu mengindikasikan bahwa secara tatanan sosial masyarakat orang Nusantara jauh lebih maju disbanding jazirah arab yang merupakan tempat lahirnya islam.

Lantas bagaimana wajah islam di Nusantara, ketika kita membaca ulang semisal beberapa sejarah kerajaan islam di Indonesia di dalamnya penuh dengan intrik politik dan konflik kekuasaan lihat saja demak semenjak kepemimpinan Sultan Trenggono Demak sudah berlumur dengan darah hanya karena konflik kepentingan di internal kerajaan meninggalnya Pangeran seda ing lepen adalah sesame anak Raden Fatah yang dibunuh oleh trenggana, ini menjelaskan bahwa masih saudara saja tak mampu mengelakan dari bara konflik yang membunuh.

Perselisihan antar pewaris tahata pun terus berulang jika kita lihat berdirinya mataram yang merupakankelanjutan dari demak pun demikian dari pecahnya Kesultanan,Kasusanan dari Pakulaman, Mangkunegaran. Hal itu bisa menjelaskan sedikit bahwa sebaik apapun ajarannya bahwa tabiat buruk manusia tak bisa dihindarkan.

Artikel ini ditulis oleh Saudara Syakur sebagai bentuk refleksi dan pencarian jawaban atas keberadaan Islam di Indonesia setelah mendekati waktu 500 tahun.

Dimutakhirkan: 1 Oktober 2022






Laci Gagasan

Media informasi yang mengangkat isu-isu seputar mahasiswa dan artikel umum terkait ekonomi, bisnis, sosial, politik, sejarah dan budaya

Posting Komentar

komentar yang mengandung spam, tidak akan ditampilkan

Lebih baru Lebih lama