Negara Pasti Selalu Salah soal Rohingya

Negara Pasti Selalu Salah soal Rohingya

 

Laci Gagasan, Sosial Budaya - Gelombang kedatangan etnis Rohingya di Aceh pada 10 Desember lalu menimbulkan banyak persoalan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahan dan kedaulatan negara. Etnis Rohingya yang berasal dari Myanmar katanya korban kekerasan militer disana. Mereka mencari suaka ke negara-negara tetangga seperti Indonesia, menggunakan kapal yang membawa banyak rombongan etnis Rohingya.

Hal pertama yang perlu dipertanyakan adalah, kenapa kapal yang membawa rombongan etnis Rohingya ini bisa menembus teritori wilayah Indonesia? Apakah tidak ada petugas yang patroli disekitar wilayah terluar perariran Indonesia. TNI sebagai penjaga kedaulatan Indonesia bisa kecolongan oleh kapal Rohingya. Kedua; sikap pemerintah pusat maupun daerah juga tidak jelas dengan kasus ini, seolah mereka bingung harus diapakan para pengungsi yang datang secara illegal ini.

Sejak kedatangan etnis Rohingya di aceh, dengan terpaksa pemerintah setempat harus mengatur dan memberi fasilitas bagi mereka. Dengan disediakannya kamp pengungsian bagi etnis Rohingya, tentu menambah beban dan kerjaan baru bagi pemerintah. Banyak masalah sosial yang muncul karena adanya kamp pengungsian yang menampung para pengungsi Rohingya.

Banyak sliweran video di sosial media, yang menunjukka prilaku dan aktivitas yang dilakukan oleh etnis Rohingya di kamp pengungsian. Salah satunya video yang menunjukkan saat beberapa pengungsi merasa makanan yang diberikan kepada mereka tidaklah cukup atau sangat kurang. Video tersebut mengundang banyak reaksi dari netizen Indonesia, mereka dianggap tidak bersyukur atas apa yang telah diberikan kepada mereka.

Belum selesai masalah di kamp penampungan, ditambah lagi dengan banyaknya pengungsi yang melarikan diri dari kamp dan masuk ke wilayah warga dan menambah masalah lagi. Etnis Rohingya yang berkeliaran ini pastinya menimbulkan masalah sosial di tenga-tengah kehidupan Masyarakat aceh.

Pro-kontra terus mewarnai perdebatan soal pengungsi Rohingya ini. Ada yang mengatakan bahwa diterima saja dan ditempatkan di wilayah yang penduduknya masih kurang, agar mereka disana bisa hidup berkelompok sesama etnis Rohingya. Ada juga yang mengatakan bahwa, mereka harus dipulangkan ke negara asalnya, ini soal kedaulatan negara.

Dimana posisi negara saat persoalan Rohingya ini semakin rumit? Tentunya negara sulit mengambil Keputusan dalam menyelesaikan persoalan ini. Apapun yang dilakukan oleh negara pasti akan menimbulkan reaksi pro-kontra di Masyarakat. Beginilah jika negara ini tidak memiliki konsep yang jelas dalam menata kehidupan bernegara.

Jika negara mengambil kebijakan untuk memulangkan etnis Rohingya, pastiakan diserang dengan isu HAM, Agama, oleh kelompok garis keras. Jika tetap dibiarkan menetap di Indonesia, juga akan disalahkan dan dipertanyakan dimana kedaulatan negara, dengan mudahnya membiarkan pengungsi masuk ke negara ini seenaknya.

Kedatangan etnis Rohingya ini dibungkus dengan isu HAM dan Agama. Mereka paham betul, bahwa Masyarakat Indonesia sangat ramah dan mudah menerima siapa saja asalkan dibumbui isu kemanusiaan dan Agama. Khususnya narasi tentang persaudaraan atas nama agama, menjadi isu yang cukup bagi etnis Rohingya untuk menarik simpati Masyarakat Indonesia. Fanatisme agama ini yang dimanfaatkan dengan baik oleh etnis Rohingya untuk datang ke Indonesia dengan memilih aceh sebagai lokasi berlabuh mereka.

Masalah Rohingya di beberapa Negara

Pengungsi Rohingya juga ada di Malaysia sejak lama dan terus berdatangan gelombang pengungsi dalam beberapa tahun terakhir. Sejak tahun 2013 pengungsi Rohingya berdatangan ke Malaysia.banyak masalah yang ditimbulkan oleh pengungsi Rohingya ini di Malaysia. Baru-baru ini kasus baku tembak antara polisi dan pengungsi Rohingya terjadi di Selayang Jaya dan menewaskan 3 orang Rohingya.

Kasus perampokan juga sering terjadi di Selangor dan menimbulkan kerugian milyaran rupiah. Kasus terbaru terjadi di Batang Kali pada 8 Desember 2023. Mereka mencuri tiga jam tangan Rolex dan dua arloji Hublot yang total ditaksir bernilai sekitar 445.000 ringgit (Rp 1,48 miliar). Hal ini perlu menjadi perhatian serius semua pihak, agar lebih berhati-hati terhadap kedatangan pengungsi Rohingya.

Tidak terkecuali di Indonesia para pengungsi Rohingya tetap menimbulkan banyak masalah bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Baru-baru ini terjadi gelombang penolakan dan pengusiran oleh mahasiswa terhadap pengungsi Rohingya. Tentu aksi ini menimbulkan banyak pro-kontra di Masyarakat. Kedatangan etnis Rohingya ini memang menimbulkan banyak masalah yang sulit bagi para pengungsi maupun warga Indonesia sendiri.

Bukan hanya konflik pengungsi dan warga local, tetapi konflik antar warga pun juga terjadi, akibat beda pandangan soal Rohingya ini. Negara pun sulit memposisikan diri dalam mengambil sikap dan kebijakan dalam mengatasi kedatangan etnis Rohingya ini. Dari sisi manapun negara akan selalu disalahkan jika bicara soal kasus Rohingya.


Penulis adalah Penikmat Kopi Hitam + Dji Sam Soe

Laci Gagasan

Media informasi yang mengangkat isu-isu seputar mahasiswa dan artikel umum terkait ekonomi, bisnis, sosial, politik, sejarah dan budaya

Posting Komentar

komentar yang mengandung spam, tidak akan ditampilkan

Lebih baru Lebih lama