Nyonya Meneer Baru Bermasalah, Dikendalikan oleh Perusahaan Jepang

Nyonya Meneer Baru Bermasalah, Dikendalikan oleh Perusahaan Jepang

Jamu Nyonya Meneer dan Perusahaan Jepang

Laci Gagasan, Esai & Opini --- Pemakaian merek & logo nyonya meneer oleh PT Bhumi Empon Mustiko menimbulkan masalah serius, karena Presiden Direktur PT Perindustrian Njonja Meneer Charles Saerang tak terima dan mengancam akan melakukan somasi terkait penggunaan merek dan ikon nyonya meneer oleh Bhumi Empon, yang dinilai ilegal. Secara hukum pihaknya juga pemegang hak cipta atas merek dan ikon Nyonya Meneer.

Kisruh kepemilikan rupanya belum selesai. PT Bhumi Empon Mustiko blunder, dengan memasarkan sejumlah produk dengan merek nyonya meneer, lengkap dengan logo perempuan berkebaya peranakan yang ikonik itu. Produk-produk itu bahkan telah dilengkapi izin dari BPOM.

Pertanyaan soal siapa pihak yang berhak memakai merek "nyonya meneer" masih belum jelas secara hukum. Akan tetapi Bhumi Empon mengabaikan fakta tersebut dengan memasarkan produk telon memakai merk nyonya meneer. Ini tindakan illegal dan jelas melanggar hukum, kemudian merugikan masyarakat sebagai konsumen.



Maka dari itu kami menuntut kepada Bhumi Empon untuk tidak menjual produk dengan merk tersebut, sampai adanya putusan pengadilan terkait pemilik tunggal yang sah atas merk nyonya meneer. Juga menuntut kepada Bhumi Empon untuk menarik produk di pasaran yang masih bermasalah. Jika ini diabaikan, maka pemerintah melalui pihak terkait agar turun tangan melakukan penertiban atas produk yang terlanjur diedarkan.

Kami mengajak masyarakat untuk jeli melihat persoalan ini. Klaim sepihak Bhumi Empon (Seno Budiono) di media, hanya sebagai pemilik merk. Akan tetapi belum ada pernyataan dan penjelasan dia terkait resep dan ramuan asli nyonya meneer.

Artinya dia tidak punya itu, karena hal tersebut dimiliki oleh Charles Saerang selaku cucu dalam Ny. Meneer. Hal ini dapat dipahami karena Seno Budiono hanyalah corong asing yang dipasang agar klaim sepihak itu terlihat nyata. Mari kita kupas tuntas sosok yang berdiri dibelakang Seno Budiono.

Simon Harto Budi seperti diketahui merupakan salah satu sosok penting di Ahabe Group. Dia merupakan Komisaris Utama di PT Bintraco Dharma, Direktur Utama di PT New Ratna Motor, Direktur Utama PT Nasmoso, Direktur PT Semarang Diamond Citra & Direktur PT Ahabe Niaga Selaras.

Perusahaan terakhir merupakan pemegang saham mayoritas di PT Bhumi Empon Mustiko. Sosok lain yang menjabat direksi & komisaris di perusahaan tersebut Alesandro King Budiono (Komisaris), Hidayat Seno Budiono (Direktur Utama), & Marco Long Budiono.

Sumber masalahnya adalah perusahaan asing “Jepang” yang bergerak di bidang otomotif mengklaim kepemilikan atas merk dagang nyonya meneer melalui corongnya yaitu PT Bhumi Empon Mustiko. Kemudian memasarkan produknya, tanpa diserta jaminan aroma, mutu, dan khasiat dari nyonya meneer asli.

Kami mencurigai terlibatnya asing dalam industri jamu hanya akan merusak jamu sebagai warisan budaya nusantara. Sekali lagi kami mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih hati-hati dalam menyikapi kekisruhan atas merk dagang nyonya meneer baru yang sudah beredar di pasaran.

Masyarakat jangan sampai tertipu oleh nama besar Ny. Meneer yang digunakan oleh kelompok yang tidak bertanggungjawab demi kepentingan kelompoknya
Aliansi Mahasiswa Anti Kartel (AMAK) Suatu wadah perlawanan atas praktik monopoli dagang dan persaingan usaha tidak sehat.

 Dimutakhirkan: 4 September 2022

Laci Gagasan

Media informasi yang mengangkat isu-isu seputar mahasiswa dan artikel umum terkait ekonomi, bisnis, sosial, politik, sejarah dan budaya

Posting Komentar

komentar yang mengandung spam, tidak akan ditampilkan

Lebih baru Lebih lama