Dinamika dan Problematika Politik Indonesia

Dinamika dan Problematika Politik Indonesia

Sejarah dan pergolakan politik indonesia


Laci Gagasan, Sosial Politik --- Sistem politik di Indonesia adalah politik demokrasi yang mana setiap orang punyak hak dan kedudukan yang sama dalam politik. Setiap orang bebas menyuarakan pendapatnya tanpa ada intervensi dari manapun.

Namun apakah ini benar-benar real dalam system politik di Indonesia? Mungkin orang awam tidak tau akan hal ini tapi nyatanya politik kita adalah demokrasi liberal. Wajah politik Indonesia memang kelihatannya demokrasi rakyat,namun pada prakteknya menyimpang jauh dari apa yang kita harapkan. Cita-cita founding father bangsa ini ialah “sosio-nasionalis dan sosio-demokrasi” yang artinya semuanya disesuaikan dengan rakyat punya suara.

Harapan Soekarno terhadap system demokrasi bangsa ini telah diabaikan oleh segelintir penguasa di negeri ini yang telah merusak tatanan dalam per-politik-an di Indonesia. Sejak peralihan dari orde lama (orla) ke orde baru (orba) benih-benih demokrasi mulai tumbuh subur dibawah rezim Soeharto (presiden ke-2 RI).

Arus liberalisasi di Indonesia tak lagi dapat dibendung sehingga rakyat terkatung-katung, liberalisasi di segala bidang kehidupan masyakat baik,politik,ekonomi,budaya dll.

Era-reformasi tahun 1998, merupakan tonggak sejarah bangsa ini dimana harapan akan murninya sebuah demokrasi rakyat akan tercipta namun apa daya ternyata harapan hanyalah harapan palsu atau dalam istilah keren saat ini ialah “Pemberi Harapan Palsu” .

Beberapa aktivis yang saat itu yang mengatasnamakan rakyat menurunkan rezim Soeharto ternyata munafik, mereka hanya ingin menguasai negeri ini dan kembali menindas rakyat.

Lihatlah sekarang keadaan per-politik-an di Indonesia tidak ada seorang pun penguasa yang berasal dari luar pulau Jawa, walaupun ada hanya sebagian kecil saja, itu pun hanyalah jabatan-jabatan tertentu. Boleh dikata ini adalah “Demokrasi Feodal” yaitu Demokrasi warisan, hanya boleh jadi penguasa jika dari darah Jawa.

Semua berkiblat di Jawa baik itu,pemerintahan,ekonomi,pendidikan,dan budaya. Inikah yang dinamakan Demokrasi rakyat? Sungguh ironi jika kita mendengung-dengungkan yang namanya Demokrasi jika melihat realita saat ini.

Terlepas dari Jawa. Coba kita lihat pemimpin-pemimpin negeri ini, adakah yang berasal dari kaum proletar? Semuanya adalah orang-orang borjuis,antek-antek kapitalis. Politik Indonesia adalah politik kapitalis yaitu hanya orang-orang berduit saja yang mampu menduduki tahta kepemimpinan.

Kaum proletar hanya lah sebagai objek politik kapitalis, dianggap tak cakap,tak mampu,dan tak pantas ambil bagian dalam pemerintahan. Inikah “sosio-demokratis” yang kita harapkan? Bukan! Ini adalah demokrasi liberal kapitalis.

Yang paling mengerikan ialah ternyata saudara kita sendiri yang telah menindas kita hari ini, Kapitalis barat berubah wajah menjadi kapitalis nusantara. Saya sungguh tercengang melihat realita hari ini yang begitu kejam, kita ditusuk dari dalam oleh bangsa kita sendiri, dan ini jauh lebih mengerikan daripada imperialism-kolonialisme dahulu.

Benar apa yang telah dikatakan oleh bapak revolusi bangsa ini yang berbunyi “ Perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” dan itu terjadi hari ini. Semoga pemuda Indonesia yang radikal revolusioner terbangunkan dari tidur panjangnya selama ini dan kembali menyelamatkan bangsa ini melawan imperialism yang telah ber-kamuflase.

Dimutakhirkan : 5 September 2022
Laci Gagasan

Media informasi yang mengangkat isu-isu seputar mahasiswa dan artikel umum terkait ekonomi, bisnis, sosial, politik, sejarah dan budaya

Posting Komentar

komentar yang mengandung spam, tidak akan ditampilkan

Lebih baru Lebih lama